Sabtu, 30 Agustus 2008

Kenali Dan Cintai Terumbu Karang Kita

Kenali Dan Cintai Terumbu Karang Kita
Apa yang disediakan terumbu karang untuk kepentingan manusia? sumber makanan dengan protein tinggi
sumber obat-obatan
sumber bahan bangunan
sumber penghasilan : berupa penjualan hasil tangkapan seperti ikan, udang dan agar-agar dalam usaha pariwisata seperti menyelam dan memancing.
melindungi pantai dari pukulan ombak dan hantaman arus.
Sebaiknya, apa yang telah dilakukan manusia terhadap terumbu karang? menggunakan alat-alat tangkapan yang merusak seperti bom, dan potas sehingga terjadi:
tangkapan yang berlebihan
terumbu karang hancur dan mati
ikan-ikan kecil yang tidak menjadi sasaran tangkapan ikut mati, menjadi terbuang sia-sia
membangun terlalu dekat dengan garis pantai, dan menguruk pantai menjadi lahan untuk pembangunan sehingga terjadi pelumpuran.
mencari terumbu karang dengan sampah, tumpahan minyak, buangan industri dan sisa-sisa pestisida dan insektisida untuk pertanian.
melempar jangkar dan berjalan-jalan diatas terumbu karang.
penebangan hutan dan pohon-pohon disepanjang aliran sungai yang menyebabkan pelumpuran.
pengambilan karang berlebihan untuk diperdagangkan.
penambangan karang berlebihan untuk bahan dasar kapur dan bangunan.
Setelah mengenali, maka cintai dan periharalah terumbu karang kita, karena terumbu karang adalah :
proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh berkembang dan membentuk seperti kondisi saat ini.
tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita.
Indonesia memiliki terumbu karang terluas didunia (60.000 km2), tetapi hanya tinggal sedikit saja (6,20%) dalam kondisi yang masih sangat bagus.
sumber daya laut yang mempunyai potensi ekonomi yang sangat tinggi (bidang perikanan, pariwisata dan perlindungan daerah pesisir), dengan kondisi yang sangat baik.
labotorium alam yang sangat menunjang pendidikan dan penelitian.
potensi dimasa depan untuk sumber lapangan kerja rakyat kita.

Sumber : www.coremap.or.id

Kehidupan Di Terumbu Karang

Kehidupan Di Terumbu Karang
Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan tiga eksosistim penting di daerah pesisir. Hutan bakau dan padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut lainnya. Terumbu karang merupakan rumah bagi banyak mahkluk hidup laut. Diperkirakan lebih dari 3.000 spesies dapt dijumpai pada terumbu karang yang hidup di Asia Tenggara. Terumbu karang lebih banyak mengandung hewan vetebrata. Beberapa jenis ikan seperti ikan kepe-kepe dan betol menghabiskan seluruh waktunya di terumbu karang, sedangkan ikan lain seperti ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak menggunakan waktunya di terumbu karang untuk mencari makan. Udang lobster, ikan scorpion dan beberapa jenis ikan karang lainnya diterumbu karang bagi mereka adalah sebagai tempat bersarang dan memijah. Terumbu karang yang beraneka ragam bentuknya tersebut memberikan tempat persembunyian yang baik bagi iakn. Di situ hidup banyak jenis ikan yang warnanya indah. Indonesia memiliki lebih dari 253 jenis ikan hias laut. Bagi masyarakat pesisir terumbu karang memberiakn manfaat yang besar , selain mencegah bahay abrasi mereka juga memerlukan ikan, kima kepiting dan udang barong yang hidup di dalam terumbu karang sebagai sumber makan dan mata pencaharian mereka.

Sumber : http://www.geocities.com/minangbahari/coremap/

Fungsi Dan Manfaat Terumbu Karang

Fungsi Dan Manfaat Terumbu Karang
Setelah mengenali, maka cintai dan peliharalah terumbu karang, karena terumbu karang mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata dan manfaat serta terumbu karang adalah :
1.Proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan berkembang biak untuk membentuk seperti kondisi saat ini.
2.Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita
3.Indonesia memiliki terumbu karang terluas didunia, dengan luas sekitar 600.000 Km persegi.
4.Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi
5.Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian
6.Terumbu karang merupakan habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah serti kima raksasa dan penyu laut
7.Dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan magrove
8.Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 - 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
9.Keindahan terumbu karang sangat potensial untk wisata bahari. Masyarakat disekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran, penginapan sehingga pendapatn mereka bertambah
10.Terumbu karang potensi masa depan untuk sumber lapangan kerja bagi rakyat Indonesia
Sumber : http://www.geocities.com/minangbahari/

Danau KAKABAN, Danau Unik yang sedang terancam

Danau KAKABAN, Danau Unik yang sedang terancam

Mengapa Danau Kakaban Unik?
Jenis-jenis makhluk hidup yang ditemukan di Danau Kakaban pada dasarnya adalah jenis yang hidup di air laut seperti alga laut, anemon laut, ubur-ubur, spons, ketimun laut atau teripang, kepiting, dan Jenis-jenis ikan kecil lainnya. Selama beribu-ribu tahun mereka telah beradaptasi di danau tersebut

Dimanakah letak Danau Kakaban?
Danau "ubur-ubur" Kakaban berada di Pulau Kakaban yang tidak berpenghuni, yang
terletak di Laut Sulawesi di sebelah Utara Semenanjung Sangkulirang, tidak jauh dari Taman Nasional Kutai di Kalimantan Timur. Kakaban, seperti halnya pulau-pulau lain di Kepulauan Derawan masuk ke dalam Kabupaten Berau.
Asal Terbentuknya Danau Kakaban
Pada mulanya danau itu merupakan laguna dari sebuah atol, yang terbentuk dari karang lebih dari 2 juta tahun yang lalu. Pada jaman itu telah terjadi proses pengangkatan selama beberapa ribu tahun, yang membuat terumbu karang di sekelilingnya naik di atas permukaan laut. Lima kilometer persegi air laut terperangkap di dalam pematang dengan ketinggian 50m, menjadikan area tersebut danau air laut. Danau tersebut dikelilingi oleh pohon-pohon bakau dan disekeliling pulau itu sendiri tertutup oleh pepohonan yang lebat. Bagian garis pantai Pulau Kakaban yang menghadap laut dikelilingi oleh terumbu karang yang menurun curam.

Jenis Hewan dan Tumbuhan di Danau Kakaban ?
Terdapat kira-kira tiga spesies alga hijau Halimeda menutupi area dasar danau yang dangkal, dan pada akar pohon-pohon bakau terdapat beberapa tunikata, spons, cacing tabung, kerang setangkup, udang-udangan, anemon laut, teripang, beberapa jenis ular laut, ikan kardinal, dan sedikitnya lima jenis ikan gobi. Beberapa spesies makhluk hidup lainnya belum dapat teridentifikasi. Danau ini diperkaya oleh empat jenis ubur-ubur (Cassiopeia ornata, Mastigias papua, Aurelia aurita dan Tripedalia cystophora), dibandingkan dengan di Palau, hanya dua jenis yang ditemukan. Cassiopeia atau "ubur-ubur terbalik" dapat ditemukan berbaring di dasar danau yang dangkal untuk mendapatkan sinar matahari guna memproses makanannya. Satu lagi yang menarik yang dapat ditemukan di Danau Kakaban, yaitu anemon pemakan ubur-ubur. Anemon ini berwarna putih karena telah kehilangan symbiosisnya dengan alga hijau (zooxanthellae). Anemon ini memakan ubur-ubur yang berenang terlalu dekat dengannya sehingga tentakelnya terjerat.
Potensi ekonomi
Kakaban akan menarik perhatian turis-turis mancanegara dengan keunikannya. Sebagai contoh, Danau ubur-ubur yang terdapat di Palau didatangi oleh lebih dari 30.000 pengunjung/turis per tahun. belum termasuk keuntungan finansial lainnya yang didapat melalui fasilitas transportasi, penginapan, dan pajak pendapatan dari pengelola wisata dan badan jasa lainnya. Namun Seperti halnya dengan laut sekelilingnya, organisme di dalam danau Kakaban juga mungkin memiliki zat-zat dengan fungsi obat-obatan, yang terancam hilang sebelum kita mengetahuinya. Perencanaan pengelolaan yang terintegrasi merupakan sarana yang sangat penting untuk mengatur aset nasional ini secara efisien dan berkesinambungan. Aktifitas pembangunan yang bertujuan jangka pendek dapat membahayakan pembangunan di masa depan.

Ancaman
Sehubungan dengan potensi pariwisata yang dimiliki, Danau Kakaban dapat terancam apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan sejak dini. Ancaman ini dapat berupa dampak yang merusak dengan adanya pariwisata yang tidak terkendali yang menyebabkan polusi, peningkatan sedimentasi, dan kerusakan fisik yang disebabkan oleh pengunjung yang berenang di danau, penggunaan mesin-mesin tempel di danau mengakibatkan terganggunya habitat, punahnya spesies, dan pada akhirnya akan berakibat menurunnya potensi pariwisata. Beberapa aktifitas yang sekarang sedang dilakukan untuk membangun sarana pariwisata di Kakaban yang dapat menimbulkan pengaruh buruk pada lingkungan di sana yaitu:
Sampah-sampah juga ditemukan dekat jalan dan di daerah yang sedang dibangun. Penanggulangan limbah sebaiknya mendapat perhatian yang khusus untuk mencegah polusi yang disebabkan oleh limbah.
Jumlah pengunjung yang tidak terkendali tanpa pengaturan yang jelas dan tanpa adanya pembagian wilayah untuk pemakaian yang berbeda di danau akan berdampak pada kerusakan fisik yang sangat cepat pada komunitas hewan dan tumbuhan yang hidup di daerah danau yang dangkal. Pengalaman di Palau menunjukkan betapa cepat dampak negatif dapat terjadi dan oleh karenanya dibuat peraturan yang melarang pemakaian "sepatu katak " (fin) di danau guna mengurangi terjadinya kerusakan.

Solusi
Seiring dengan berkembang pesatnya jumlah wisatawan yang datang, dampak negatif yang ditimbulkan akan menjadi perhatian utama pemerintah daerah.Untuk mempertahankan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan perlindungan akan aset nasional dalam jangka panjang, maka pengelolaan sumber daya alam secara terpadu merupakan aspek yang paling penting.
Apabila ada yang ingin melakukan pengelolaan pariwisata, penting untuk melaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atau pengkajian dampak lingkungan dalam rangka memastikan dampak-dampak dari pembangunan resort dan konstruksi. Pertanyaan-pertanyaan seperti daya tampung, pembagian jatah dan skema zonasi harus terjawab, sebelum dampak buruknya sudah semakin nyata. Pembagian wilayah (zonasi) akan menjadi metode yang paling sesuai untuk diterapkan dalam mengatur Kakaban.
Metode ini membagi wilayah-wilayah untuk penggunaan yang berbeda (daerah khusus untuk ekowisata, daerah khusus untuk penelitian, daerah yang dilindungi, dll) sehingga kelestarian dari wilayah ini akan tetap terjaga. Pembangunan fasilitas untuk pariwisata di pulau-pulau sekeliling Kakaban dan pembangunan sistem pembatasan jumlah pengunjung dalam waktu tertentu (kuota) dapat menjamin keuntungan jangka panjang bagi pihak-pihak terkait di tingkat regional, propinsi, nasional, dan internasional
Sumber : www.terangi.or.id

Budidaya Terumbu Karang dan Spons Laut untuk Farmasi

Budidaya Terumbu Karang dan Spons Laut untuk Farmasi

"DRUGS from the seas", obat-obatan dari laut. Itulah senyawa yang tengah diburu oleh para ahli farmakologi di seluruh dunia saat ini. Kegiatan riset obat-obatan dengan materi unsur-unsur bio-aktif yang diperoleh dari dasar laut, seperti isolasi senyawa terumbu karang dan spons, tengah berlangsung di pusat-pusat riset kelautan tingkat dunia seperti di Scrips Institution of Oceanography di San Diego AS, University of Hawaii AS, University of Dusseldorf Jerman, IFREMER, Brest, Perancis serta di Australian Institute of Marine Sciences (AIMS) Townsville-Australia.
INDONESIA sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia tentu tidak boleh tinggal diam dalam perburuan obat-obatan dan formula-formula baru guna menanggulangi penyakit kanker, tumor, HIV/AIDS, penyakit kulit serta penyakit-penyakit yang baru muncul lainnya. Kerja sama dengan pusat-pusat riset tingkat dunia, seperti di atas tadi, segera pula digalang. Memang kegiatan riset farmakologi laut ini tergolong rumit dan lama. Bayangkan saja, dari kegiatan isolasi sebuah senyawa obat-obatan yang diperoleh dari terumbu karang atau spons, sampai ke uji laboratorium, uji klinis I, uji klinis II, dan uji klinis III, membutuhkan waktu sekitar 10 tahun. Baru kemudian, setelah semuanya sempurna, obat-obatan ini bisa dilempar ke pasaran dan keuntungan sampai miliaran dolar pun bisa diraup.
Di AIMS, Australia, saat ini hampir selesai kegiatan uji klinis obat anti-kanker dan anti-tumor yang diperoleh dari senyawa hasil isolasi spons Halidona sp dan Lissoclinum lobatum. "Kegiatan ini sudah berlangsung 10 tahun dan segera akan memasuki tahapan industri," kata Dr Chris Battershill, Ketua Kelompok Riset Bioteknologi AIMS.
Untuk kegiatan riset farmakologi laut ini tentu dibutuhkan materi terumbu karang dan spons yang berasal dari dasar laut. Jumlah yang dibutuhkan pun tidak sedikit dan bila kesemuanya harus digali dari dasar laut, maka selain terumbu karang dan spons akan rusak, maka volumenya pun akan berkurang. Inilah potensi yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia, yaitu menyediakan terumbu karang dan spons laut untuk kegiatan riset farmakologi laut melalui kegiatan budidaya terumbu karang dan spons.
Berdasarkan kajian Calbiochem, sebuah perusahaan industri kimia, maka 30 persen dari seluruh obat-obatan anti kanker dan anti tumor yang dihasilkan dunia kelak akan berasal dari terumbu karang dan spons di wilayah perairan Indonesia dan Australia ini. Memang, wilayah perairan kita yang berada di daerah tropis ini sangat ideal bagi tumbuh dan berkembangnya beragam terumbu karang dan spons laut tadi.
Oleh sebab itu, selain bermitra dalam kegiatan riset obat-obatan dari laut ini, Tim Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), dipimpin Dr W Farid Ma’ruf, menjalin pula kerja sama dengan AIMS dalam rangka riset pembudidayaan terumbu karang dan spons untuk farmakologi laut. Mereka bermitra dengan Tim dari AIMS yang dipimpin oleh Dr Chris Battershill dan Dr Frank Tirreli. Beragam terumbu karang dan spons di ujicobakan untuk dibudidayakan. Upaya ini tidak memerlukan kemampuan dan teknologi yang tinggi, yang penting adalah mencari jenis terumbu karang dan spons yang sesuai, serta wilayah laut yang bersih dan tenang arusnya, cocok untuk kegiatan budidaya ini.
Bila berhasil, maka tidak perlu menunggu sampai 10 tahun, tidak perlu menunggu sampai obat-obatan hasil laut tadi diproduksi, maka keuntungan bagi masyarakat pesisir sudah bisa diperoleh. Bayangkan saja, senyawa Bastadin 5 yang dihasilkan dari spons Ianthella basta, harganya bisa mencapai 9040 dollar AS (Rp 81 juta) per miligramnya, senyawa Bastadin 19 dari spons yang sama harganya mencapai 6870 dollar AS (Rp 60 juta) per miligramnya. Sedangkan senyawa Manoalide yang dihasilkan dari spons Luffariela variabilis bisa dihargai sampai 20360 dollar AS (Rp 180 juta) per miligramnya.
Sekembalinya dari studi banding di AIMS, Townsville, Australia, pada akhir Juni 2003 mendatang, maka Tim BRKP-DKP segera memilih lokasi pesisir yang paling sesuai untuk program budidaya terumbu karang dan spons ini agar dampaknya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dapat segera tampak.
Indroyono Soesilo Departemen Kelautan dan Perikanan

Sumber : www.kompas.com

Akibat Kerusakan Hutan Terhadap Terumbu Karang

Akibat Kerusakan Hutan Terhadap Terumbu Karang
Oleh : Indrawadi,S.Pi (Pemenang Anugerah Terumbu Karang 2001)
Pencurian kayu dan pembabatan hutan tanpa terkendali, tidak hanya menyebabkan kawasan resapan air jadi berkurang, selain hutan menjadi gundul dan rusaknya berbagai ekosistim didaratan yang berkaitan langsung, terumbu karang yang hidupnya didasar lautpun terkena akibatnya. Erosi yang terjadi daratan yang mengakibatkan terbawanya lumpur ke laut melalui aliran sungai merupakan unsur yang mengancam kelestarian terumbu karang.
Letak Indonesia yang berada di daerah tropik, mempunyai kawasan hutan dan terumbu karang yang luas. Terumbu Karang tersebar hampir di sluruh di Kepulauan Indonesia, demikian juga halnya dengan kawasan hutan. Semakin berkurangnya kawasan hutan dan jumlah tegakan pohon menyebapkan erosi dari daratan makin banyak yang hayut kelaut melalui aliran sungai. Erosi terjadi karena akibat semakin rendahnya kemampuan tanah untuk menyerap air. Jadi secara tidak langsung erosi yang terjadi didarat dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kelestarian terumbu karang.
Hutan sebagai salah satu ekosistim, sama halnya dengan terumbu karang selain menerima input materi dan energi dari eksosistim lain juga mengeluarkan output materi energi ke ekosistim lain. Energi yang dihasilkan terumbu karang misalnya, akan dikonsumsi oleh predator-predator dilaut dalam, demikin juga dengan energi yang dihasilkan oleh hutan merupakan daya energi hayati yang telah lama dimanfaatkan manusia sejak ratusan tahun lampau.
Kita bisa melihat keterkaitan yang erat unsur-unsur eksosistim yang berlainan yang tedapat didalam rantai makanan. Apabial salah satu unsur mendapat gangguan, maka dampaknya akan terasa pada bagian lain dalam rantai eksosistim tersebut. Dinegara-negara kecil dan sedang berkembang, Indonesia misalnya, terutama di earah pedasaan dan terpencil, sumberdaya bahan bakar minyak (BBM) masih merupakan barang langka. Oleh karena itu kayu telah menjadi sumber daya energi yang paling penting dan sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari penduduk., selain sebagai bahan bakar, kayu juga difungsikan sebagai bahan untuk mengawetkan hasil-hasil pertanian.
Untuk memenuhi kebuthan akan sumberdaya energi tersebut, tekanan-tekanan dari manusia membuat hutan dieksploitasi secara besar-besaran dan akumulasinya telah melampai batas ekologi yang dibutuhkan ekosistim hutan untuk memulihkan dirinya. Hilangnya hutan mengakibatkan semakin besar tingkat erosi dan semakin tinggi pula kandungan lumpur dalam air sungai. Lumpur ini secara-perlahan namun pasti akan terbawa oleh aliran air sungai ke laut, dimana dikawasan tersebutlah ekosistim terumbu karang berada.
Lumpur-lumpur tersebut akan menutupi terumbu karang, sehingga terumbu karang tidak lagi mendapat cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Selain tutupan lumpur, limbah-limbah industri dan rumah tanggapun akan terbawa hanyut ke dasar lautan yang menyebapkan terumbu karang tidak bisa berkembang dan mati.
Dengan naiknya daya lingkungan, tekanan manusia terhadap sumberdaya hutan akan berkurang, dan lahan yang telah dibabat akan ditumbuhi lagi oleh hutan, baik secara alami ataupun usaha reboisasi. Dengan adanya usaha ini berati resiko kerusakan hutan , erosi, banjir dapat di tertanggulangi, dengan sendirinya tekananan terhadap terumbu karang di lautan pun dapat diperkecil, walaupun ancaman akibat pemboman dan peracunan ikan masih saja berlangsung. Namun masalahnya adalah apakah kebijakan-kebijakan yang telah pernah dikeluarkan pemerintah sebelumnya pada HPH-HPH mau membagi pendapatannya untuk membiayai pemulihan lingkungan ?, Apakah mereka mau menrapkan secara tegas sanksi-sanksi pelanggaran. Kita sebagai anggota masyarakat, harus berpartisipasi aktif pada tingkat apapun juga baik dalam proses pengambilan keputusan yang dibutuhkan guna mencari solusi bagi kerusakan lingkungan yang dari hari ke hari semakin bertambah.

Sumber : http://www.geocities.com/minangbahari/