Rabu, 18 Juni 2008

Terumbu Karang Yang Mulai Terancam

Terumbu Karang Antara Potensi Dan Ancamanya


Terumbu karang merupakan salah satu eksosistem penting selain hutan bakau dan padang lamun di daerah pesisir. Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut lainnya. Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni karang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae.

Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C.. Terumbu Karang tumbuh rata - rata 1 cm per tahun sehingga terumbu karang yang bisa kita lihat sekarang ini apabila dirusak maka butuh waktu ratusan tahun untuk pulih kembali.

Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, dan ikan karang lainya), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, siput laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang. Terumbu karang juga merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari abrasi akibat gelombang laut.








Gambar polip karang

Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.




Gambar ekosistem terumbu karang


Terumbu karang merupakan laboratorium alam yang sangat unik untuk berbagai penelitian yang dapat mengungkapkan penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia. Beberapa jenis sponge, misalnya, merupakan hewan terumbu karang yang berpotensi sebagai obat antara lain untuk penyakit kanker. Selain itu hewan karang yang mengandung kalsium karbonat telah dipergunakan untuk pengobatan tulang rapuh. Selain itu, terumbu karang yang hidup di dekat pantai juga memberikan perlindungan bagi berbagai bangunan dari ancaman pengikisan yang disebabkan oleh ombak dan arus


Ancaman terhadap terumbu karang

Terumbu karang yang terlihat kokoh dan kuat, seperti kebanyakan orang yang melambangkan “kekokohan dan ketegaran” dengan terumbu karang, namun ternyata terumbu karang tidak sekokoh yang orang bayangkan, banyak sekali faktor yang dapat mengancam kelestarian terumbu karang, misalnya :

Ancaman dari predator karang Acanthaster planci, polusi oleh industri, pencemaran, sedimentasi sebagai akibat dari penggundulan hutan, pengambilan terumbu karang untuk akuarium, kegiatan pariwisata yang tidak ramah lingkungan seperti membuang sampah dan menginjak terumbu karang, nelayan yang menggunakan jarring trawl dan melempar jangkar sembarangan, kenaikan temperature (dampak dari pemanasan global atau kenaikan temperatur secara mendadak meski kecil menyebabkan terumbu karang "memutih" karena terlepasnya ganggang dari jaringan terumbu) dan penggunaan sianida dan bom untuk menangkap ikan.

Kondisi Terumbu Karang di Kepulauan Karimun Jawa

Dari Kompas Edisi Maret 2007 menyebutkan bahwa, Rerata tutupan karang di kepulauan Karimunjawa, Jepara, menunjukkan tren menurun sejak tahun 2004 hingga 2006. Hal ini terjadi akibat penangkapan ikan yang tidak konvensional dan aktivitas pariwisata yang cenderung tidak memerhatikan kondisi lingkungan. Temuan ini merupakan hasil reef check atau pemeriksaan terumbu karang yang dilakukan oleh Marine Diving Club (MDC), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro dari tahun 2004 hingga 2006. Berdasarkan data temuan, diketahui rerata tutupan karang pada kedalaman tiga meter dan 10 meter menurun. Pada tahun 2004, di kedalaman tiga meter tutupan karang mencapai 66,3 persen, tetapi turun menjadi 60 persen dalam jangka dua tahun. Pada kedalaman 10 meter terjadi penurunan sembilan persen dari 49 persen pada tahun 2004. Data ini diambil dari lima titik yang ada di Karimunjawa, yaitu Tanjung Gelam, Taka Malang, Pulau Menjangan Kecil, Menjangan Besar, dan Cemara Besar. Pembina MDC Munasik mengatakan, berdasarkan kriteria rerata tutupan karang, kondisi terumbu di Karimunjawa termasuk kategori sedang yang tutupannya berkisar 26 persen-50 persen, terumbu karang di Karimunjawa memiliki persoalan alami, yaitu badai yang bisa membalikkan terumbu. Meskipun demikian, ia tidak memungkiri manusia masih menjadi penyebab kerusakan terumbu. Hal ini dapat dilihat dari ukuran ikan kupu-kupu yang semakin sedikit dan kecil, yang menjadi indikator baiknya terumbu. Selain itu, bulu babi yang menjadi pertanda pengkayaan bahan organik dari pulau utama semakin meningkat. Kerusakan ini, kata dia, disebabkan cara menangkap ikan yang masih kurang memerhatikan konservasi lingkungan. Tidak kalah penting, pariwisata yang mendatangkan banyak kapal juga memberi kontribusi karena kapal ini membuang sauh dan mengenai karang.

Setelah kita mengetahui kondisi terumbu karang saat ini, maka cintai dan periharalah terumbu karang kita, karena untuk melestarikan terumbu karang membutuhkan peran kita bersama.


My Blogg is Everything

Terima kasih telah mengunjungi blogg ini

Blogg ini merupakan suatu media penyampaian informasi mengenai seputar kelautan, bisnis, pendidikan, konservasi, hiburan dan lain - lain. semoga blogg ini bermanfaat untuk kita semua.

Admin