Jumat, 28 November 2008

PRAKTIKUM MARINE BIOLOGI (BOTANI)

PETUNJUK PRAKTIKUM MARINE BIOLOGI (BOTANI)




Oleh :


DOSEN PENGAMPU

ASISTEN DOSEN












PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN DAN OSEANOGRAFI
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2008






ACARA I
EKOSISTEM DAN IDENTIFIKASI LAMUN

EKOSISTEM
Suatu kawasan alam yang didalamnya tercakup unsur-unsur biotik dan abiotik serta antara unsur-unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik disebut ekologi atau ekosistem. Dilihat dari fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas dua komponen yaitu :
komponen autotrofik, yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik dengan bantuan energi cahaya (matahari) dan klorofil. Karena itu semua organisme yang mempunyai klorofil disebut organisme autotrofik.
komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hanya mampu memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya. Hewan, jamur dan mikroorganisme termasuk dalam kelompok ini.

Dilihat dari segi penyusunannya, ekosistem dapat dibedakan dalam 4 komponen, yaitu :
bahan tak hidup (abiotik), yaitu komponen fisik dan kimia yang terjadi atas tanah, air, udara, sinar matahari (cahaya)
produsen, yaitu organisme autotrofik yang umumnya tumbuhan berklorofil yang mensintesis makanan dari bahan organik yang sederhana
konsumen, yaitu organisme heterotrofik, misalnya hewan dan manusia yang makan organisme lain.
pengurai (perombak atau dekomposer), yaitu organisme heterotrofik yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Bakteri dan jamur termasuk kedalam kelompok ini.

Ekosistem merupakan benda dan mempunyai ukuran yang beraneka, tergantung pada tingkat organismenya. Mulai dari setetes air sampai pada seluruh permukaan bumi ini. Sebagai contoh suatu ekosistem yang memiliki empat komponen, kita kaji komponen ekosistem ‘air’ akuarium.
Latihan ini bertujuan untuk mempelajari suatu ekosistem penyusunnya, komunitas biotik dan lingkungan abiotiknya. Selanjutnya juga memperhatikan hubungan antara masing-masing spesies agar dapat diperkirakan jaring-jaring kehidupan atau jaring-jaring makanan dalam ekosistem tersebut.
ALAT DAN BAHAN
Akuarium
Tumbuhan dan hewan air
Mikroskop dan lup
Termometer
pH meter atau kertas pH
DO meter
Salinometer

CARA KERJA
Masing-masing kelompok secara bergantian mengamati komunitas biotik dalam setiap akuarium dan melakukan pengukuran lingkungan abiotiknya setiap 6 jam.
Data yang diperoleh dibuat menjadi bagan jaring-jaring kehidupan, jaring-jaring makanan dalam akuarium.

B. Lamun (seagrass)
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae) (Wood et al. 1969; Thomlinson 1974; Askab 1999). Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Lebih dari 52 jenis lamun yang telah ditemukan. Di Indonesia hanya terdapat 7 genus dan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili yaitu : Hydrocharitacea ( 9 marga, 35 jenis ) dan Potamogetonaceae (3 marga, 15 jenis).
Menurut Nontji (1987), lamun hidup di perairan dangkal yang agak berpasir sering dijumpai di terumbu karang, lamun umumnya membentuk padang yang luas di dasar laut yang masih dapat di jangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Padang lamun merupakan ekosistem yang sangat tinggi produktifitas organiknya. Ke dalam air dan pengaruh pasang surut serta struktur substrat mempengaruhi zona sebagian jenis lamun dan bentuk pertumbuhannya.
Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai substrat yang berlumpur sampai berbatu. Namun padang lamun yang khas lebih sering ditemukan di substrat lumpur berpasir yang tebal antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang.

ALAT DAN BAHAN
Pensil
Kertas gambar
Buku Ident lamun
Lamun (seagrass)

CARA KERJA
Masing-masing kelompok secara bergantian menggambar dan mengidentifikasi lamun.
















ACARA II
PENGETAHUAN MIKROSKOP DAN
PENGAMATAN JARINGAN HEWAN (SEL DARAH)

PENGENALAN MIKROSKOP
TEORI
Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan dalam bidang biologi karena dapat digunakan untuk mempelajaru struktur dari benda-benda kecil.
Ada dua prinsip dasar yang berbeda untuk mikroskop, yang pertama mikroskop optik dan yang kedua mikroskop elektron.
Mikroskop optik itu sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu mikroskop biologi dan mikroskop stereo.
mikroskop biologi
Digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis dan transparan. Jika yang diamati tebal, misalnya jaringan, harus dibuat sayatan yang tipis. Benda yang diamati biasanya dilatakkan di atas kaca obyek, dalam medium air, dan ditutup dengan kaca penutup yang tipis. Dapat juga diamati preparat awet dalam medium balsam kanada. Penyinaran diberikan dari bawah oleh sinar alam atau lampu.
Perbesaran yang sering terdapat pada mikroskop biologi adalah :
objektif 4 x, okuler 10 x, perbesaran total 40 x
objektif 10 x, okuler 10 x, perbesaran total 100 x
objektif 40 x, okuler 10 x, perbesaran total 400 x
objektif yang paling kuat untuk mikroskop optik adalah sebesar 100x, yang disebut objektif minyak imersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi.

mikroskop stereo
Digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu halus, dapat tebal maupun tipis, transparan maupun tidak.
Mikroskop stereo mempunyai sigat sebagia berikut :
mempunyai dua objektif dan dua okuler agar daidapatkan bayangan tiga dimensi dari pengamatan dua mata
perbesaran tidak terlalu kuat, tetapi lebih diutamakan adalah medan pandang yang luas, dan gerak kerja yang panjang.
Dengan demikian benda yang diamati cukup jauh, sehingga mikroskop ini dapat digunakan untuk pembedahan.

CARA KERJA
menyiapkan mikroskop
letakkan mikroskop diatas meja, jangan ada benda dibawahnya.pada mikroskop yang menggunakan cermin aturlah mengahadap cahaya.
Periksalah mikroskop bahwa bagian-bagiannya lengakp dalam keadaan bersih dan tidak rusak
Lensa harus dijaga tetap bersih dari debu, air, atau minyak dan harus dibersihkan dengan cara mengusapnya dengan kertas lensa yang bersih. Jangan menggosok dengan benda yang keras atau kasar karena akan merusak “coating” nya
Kenali nama bagian-bagian mikroskop berdasar diagram yang diberikan

mengatur penyinaran
mikroskop biologi ada yang dilengkapi dengan cermin untuk penyinaran ada pula yang yang dilengkapi dengan lampu yang telah terpasang.
Untuk mikroskop yang menggunakan cermin, aturlah cermin sehingga didapatkan cahaya yang betul. Seluruh medan pandangan dari mikroskop hendaklah mendapatkan penyinaran yang menyeluruh dan rata.
Cermin yang lazim dipakai adalah cermin datar untuk mikroskop yang tanpa kondensor. Kondensor berfungsi sebagai pengumpul sinar agar kekuatan penyinaran bertambah. Bagi mikroskop yang tidak dilengakpi kondensor, biasanya pengaturan banyaknya cahya dilakukan dengan keping yang dapat diputar, yang mempunyai lubang berbagai ukuran. Pilihlah lubang yang sesuai agar didapatkan bayangan yang paling jelas, tidak terlalu silau, dan tidak terlalu gelap. Pada mikroskop biologi ada yang dilengkapi dengan lampu terpasang. Mengatur penyinaran dilakukan dengan menyalakan lampu dengan kondensor pada posisi paling atas.
Benda yang diamati dapat kering atau dalam medium air, dapat tebal maupun tipis. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun bawah.
Mikroskop stereo yang sering dipakai mempunyai perbesaran objektif 1x, 2x, okuler 10x, atau 15x, perbersaran total sampai 30x.

mengatur lensa
sebelum mengamati preparat, perhatikan dulu cara mendekatkan dan menjauhkan objektif dari objek. Putar sedikit bonggol pengatur kasar ke depan dan ke belakang dengan memperhatikan jarak objektif dan objek.
Jauhkan objektif dengan bonggol pengatur kasar sehingga ujung bawah lensa objektif kira-kira 20 mm di atas meja mikroskop. Pindahkan objektif yang terlemah (4x) atau (10x) ke sumbu optik hingga terdengar bunyi klik
Pasanglah preparat diatas meja mikroskop dengan cara menjepitnya. Aturlah preparat hingga bagian yang ingin diamati kira-kira dibawah lensa objektif. Pada mikroskop yang lebih lengkap menggerakkan preparat denga bonggol penggerak mekanis.
Sambil melihat dari samping mikroskop, dekatkan objektif dengan bonggol pengatur kasar hingga jarak preparat dan ujungobjektif kira-kira 4 mm
Sambil melihat melalui okuler, jauhkan objektif perlahan-lahan dengan bonggol pengatur kasar hingga bayangan terlihat cukup jelas. Untuk memperjelas lagi, gunakan bonggol pengatur halus.
Pindahkan objek yang akan diamati hingga ditengahlapangan pandangan dengan menggeserkan kaca objek.
Perhatikan :
Bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah terbalik
Dengan menggeser kaca objek ke kiri, bayangan akan tampak berpindah ke kanan. Menggeserkan ke atas, bayangan akan tampak berpindah ke bawah.
Biasakanlah untuk memindahkan objek yang akan diamati dengan cermat dan tepat. Untuk itu, diperlukan latihan.

mengganti perbesaran
mengganti perbesaran yang paling sering dilakukan adlah dengan mengganti objektif. Sebelum mengganti lensa objektif terutama kepada lensa yang lebih kuat perbesarannya, tempatkan bayangan yang akan diamati di tengah lapangan pandangan.
Putarlah objektif yang diinginkan ke sumbu optik hingga terdengar bunyi klik. Bila kurang tepat fokusnya, dan untuk memperjelas, lakukan dengan menggunakan bonggol halus/
Objektif perbesaran kuat memerlukan lebih banyak sinar. Aturlah kembali diafragma atau keping pengatur cahaya hingga didapatkan penyinaran yang paling cocok.
Setelah selesai pengamatan, sebelum mengambil preparat dari meja mikroskop, biasakanla memindahkan dahulu objektif yang lemah ke sumbu optik.
Catatan :
Jarak antara ujung lensa dengan benda yang diamati sangat pendek. Kalau kurang hati-hati, dapat menyebabkan objektif atau preparat rusak kalau terjadi persentuhan.


PENGAMATAN SEL DARAH
TEORI
Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel – sel yang mempunyai morfologi dan fungsi yang sama.
Darah merupakan jaringan hematopilik yaitu salah satu jaringan pengikat dengan fungsi khusus. Pada darah komponen inter selulernya berupa cairan yang disebut plasma, dan komponen selulernya terdiri dari bermacam sel antara lain :
Eritrosit
Pada manusia bentuk bikonkaf tidak berinti. Ukuran eritrosit normal adalah
6 – 8 um, + sebesar inti limfosit kecil; berbentuk bulat dengan bagian tengah berwarna lebih pucat. Eritrosit yang lebih besar disebut Makrositik, yang lebih kecil disebut Mikrositik.

Leukosit
Leukosit dibagi dalam 2 golongan :
Leukosit polimorfonuklir, diklasifikasikan dalam 3 jenis :
Neutrofil : pada sitoplasmanya terdapat granula – granula halus warna keunguan. Sitoplasma berwarna agak kemerahan. Inti berwarna ungu dengan bentuk batang atau segmen.
Eosinofil : inti bilobus, sitoplasma dipenuhi oleh granula yang besar, bulat, ukurannya sama besar dan berwarna keerahan.
Basofil : inti bilobus, sitoplasma mengandung granula bulat besar tidak sama besar berwarna biru tua; granula dapat menutupi inti.
Leukosit morfonuklir, diklasifikasikan dalam 2 jenis :
Limfosit : inti besar, bulat. Pada limfosit kecil sitoplasmanya tidak bergranula, sedangkan pada limfosit besar sitoplasma dapat mengandung granula azurofil yang berwarna merah.
Monosit : merupakan sel yang paling besar dengan inti berbentuk macam – macam yang umumnya berbentuk ginjal. Monosit mempunyai bentuk tidak beraturan, sitoplasmanya berwarna keabuan mengandung granula halus kemerahan.
Keping darah (trombosit) : sel tidak berinti, berbentuk cakram.

ALAT DAN BAHAN
Alat :
Mikroskop student
Bahan :
Preparat apusan darah

Kegiatan :
Amati preparat apusan darah dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10X, kemudian 40X
Amati sel – sel darah : eritrosit, leukosit, neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit dan trombosit

ACARA III
IDENTIFIKASI DAN PENGAMATAN JARINGAN MANGROVE

BAHAN DAN ALAT
Bahan
Preparat awetan mangrove
akuades
Alat
Gelas obyek
Kaca penutup
Cutter
Mikroskop
Kertas gambar
Buku identifikasi

CARA KERJA
Pengamatan preparat awetan mangrove
Amati preparat awetan mangrove dengan mikroskop
Amati susunan epidermis, parenkim, korteks, berkas pengangkut, kambium, dan jari-jari empulur pada batang tanaman.
Amati epidermis, parenkim, korteks, floem, kambium, xilem, pada akar tumbuhan
Gambar
Identifikasi mangrove
Masing-masing kelompok secara bergantian menggambar dan mengidentifikasi mangrove.


















ACARA IV
PENGAMATAN RUMPUTLAUT (SEAWEED)
Oleh :
Dra. Rini Pramesti
Miftahuddin Majid Khoeri

Rumput laut adalah makro algae yang hidup di laut maupun di air payau. Definisi dari rumput laut adalah tumbuhan yang belum dapat dibedakan akar, batang dan daun, melainkan keseluruhan tubuhnya merupakan thallus (Razaali,1997). Terdapat tiga warna dasar dari rumput laut ini yaitu : hijau, cokelat dan merah. Walaupun pada ketiganya terdapat variasi dari warna asli. Winarno (1990) menyebutkan bahwa sekitar 555 jenis rumput laut yang terdapat di perairan Indonesia, lebih dari 21 jenis diantaranya berguna dan bermanfaat sebagai bahan makanan, memiliki nilai ekonomis dan sebagai komoditas perdagangan.
Sejak diperkenalkannya istilah algae oleh Linnaeus, maka pemakaian atau penggunaannya terus berlaku hinga sekarang. Pada hakikatnya alga tidak mempunyai akar, batang dan daun yang mempunyai fungsi seperti pada tumbuhan darat. Seluruh tubuh alga hanyalah terdiri dari thallus, hanya saja beranekaragam untuk berbagai species. Substansinyapun beranekaragam ada yang lunak, keras mengandung kapur dan berserabut. Alga yang berkapur (calcareous) misalnya : Halimeda sp. Yang banyak ditemukan di terumbu karanng. (Nontji,1993)
Alga yang terdapat di dasar laut banyak terdapat di sepanjang pantai, mulai dari zona pasut sampai sedalam sinar surya dapat ditembus. Di perairan yang jernih beberapa jenis alga mampu hidup sampai kedalaman lebih dari 150 meter. Biasanya alga ini sedikit terdapat di perairan yang dasarnya berlumpur atau berpasir karena sangat terbatas benda keras yang cukup kokoh untuk melekat. Alga banyak ditemukan di terumbu karang, cangkang moluska, potongan kayu dan sebagainya. Adapula yang apabila terlepas dari substrat dasar dapat hidup mengambang di permukaan karena mempunyai gelembung-gelembung gas sebagai pelampung seperti pada Sargassum sp. (Nontji,1993)
Selain tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun bentuk dari thalus rumput laut ini bermacam-macam antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, rambut, dan sebagainya. Percabangan thallus ada yang dichotomus (bercabang dua terus-menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama) dan ada yang sederhana, tidak bercabang. Sifat substansi thallus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gellatinous), keras diliputi/mengandung zat kapur (calcareous) lunak seperti tulang rawan (cartilagenous), berserabut (spongious),dan sebagainya. (Aslan,1991)
Pigmen yang terdapat dalam thallus rumput laut dapat digunakan dalam membedakan berbagai kelas seperti Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae, dan Cyanophyceae. Perbedaan warna thallus menimbulkan adanya ciri alga yang berbeda seperti algae hijau, algae coklat, algae merah, dan algae biru. (Aslan,1991)
Untuk menentukan divisi dan mencirikan kemungkinan hubungan filogenatik diantara klas secara khas, dipakai komposisi plastida pigmen, persediaan karbohidrat, dan komposisi dinding sel. Kehadiran Fikobilin pada Cyanophyta dan Rhodophyta telah menimbilkan dugaan bahwa ada hubungan filogenetik diantara kedua divisi ini (Aslan,1998).
Menurut Nontji (1993), alga yang berukuran besar tergolong dalam tiga kelas yakni Chlorophyceae (alga biru), Phaeophyceae (alga coklat), dan Rhodophyceae (alga merah). Tiap kelas mempunyai ciri kandungan jenis pigmen yang tertentu. Alga yang mempunyai nilai ekonomis termasuk dalam ketiga golongan ini. (Nontji,1993)
Sebagian besar alga laut berwarna indah dan ada yang bercahaya. Pigmen-pigmen dari kromatophor menyerap sinar matahari untuk fotosintesis. Berdasarkan warna yang dimiliki masing-masing alga , tumbuhan berthalus ini dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu :

Alga merah (Rhodophyceae)
Divisi Rhodophyta meliputi algae merah yang dapat dibedakan dengan algae eukariotik lain menurut kombinasi dari karakteristiknya. Dalam reproduksinya algae merah tidak memiliki stadia gamet berbulu cambuk. Reproduksi seksualnya melibatkan sel betina yang disebut karpogonia dan gamet jantan yang disebut spermatia (Dawes,1981; Bold and Wynne,1985; Sadhori,1992).
Alat pelekat (holdfast) terdiri dari perakaran sel tunggal atau sel banyak, Algae dari divisi ini memiliki pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeretrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru), bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada thalli seperti : merah tua, merah muda, pirang, coklat, kuning dan hijau. Dalam dinding selnya algae ini terdapat selulosa, agar, carrageenan, porpiran dan selaran (Aslan,1998).

Contoh dari alga merah yaitu :
1. Eucheuma cottonii
Ciri–ciri : Thalus silindris, permukaan licin, cartilaginaeus, warna coklat tua, hijau–coklat, hijau kuning atau merah–ungu. Ciri khusus secara morfologis spesies ini adalah : memiliki duri–duri yang tumbuh berderet melingkari thallus dengan interval yang bervariasi sehingga terbentuk ruas–ruas thallus diantara lingkaran duri. Ujung percabangan meruncing, dan setiap percabangan mudah melekat pada substrat.

Klasifikasi menurut Carpenter dan Niem (1998) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodopyta
Klass : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Family : Solieraciae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma cottonii Doty
Eucheuma alvarezii (Doty) Doty, 1985
Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty, 1988

Eucheuma cottonii telah berubah nama ilmiahnya menjadi Eucheuma alvarezii (Atmadja et al., 1996) dan terakhir menjadi kappaphycus alvarezii Carpenter dan Niem (1998).
Menurut Aslan (1991) ciri-ciri umumnya sebagai berikut :
Thalli (kerngaka tubuh tanaman ) bulat silindris atau gepeng.
Berwarna merah, merah coklat, hijau kuning, dan sebagainya.
Bercabang selang-seling tidak teratur, di atau tricotomus.
Memiliki benjolan (blunt nodule) dan duri-duri atau spines.
Substansi thalli “gelatinous” dan atau “kartilagenous” (lunak seperti tulang rawan).

Alga coklat (Phaeophyceae)
Warna alga ini umumnya coklat. Mempunyai pigmen klorifil a dan c, beta karoten, violasantin, dan fukosantin. Alga coklat ini hampir semuanya merupakan tumbuhan laut dan hanya sedikit yang hidup di air tawar yang diantaranya berukuran sangat besar. Alga coklat berupa tumbuh-tumbuhan bercabang berbentuk benang kecil yang halus (Ectocarpus), bertangkai pendek dan berthallus lebar (Copstaria, Alaria, dan Laminaria, bebeapa diantaranya mempunyai lebar 2 m ), bentuknya bercabang banyak (Fucus, Agregia) dan dari Pasifik terdapatalga berukuran rakasadengan tangkai yang panjang dan daunnya seperti kulit yang panjang (Nereocystis, Pelagophycus, Macrocystis), berbentuk rantai seperti sosis yang kopong dan kasar, dan panjangnya 30 cm atau lebih (Scytosiphon).
Saat bereproduksi alga ini memiliki stadia gamet atau zoospora berbulu cambuk seksual dan aseksual. Persediaan makanan (hasil fotosintesis) berupa laminaran (beta 1-3 ikatan glukan). Pada bagian dalam dinding selnya terdapat asam alginik dan alginat. Mengandung pyrenoid, dan tilakoid (lembaran fotosintesis). Ukuran dan bentuk thali beragam. Umumnya tumbuh sebagai alga bentik.
Contoh :
1. Padina australis
Ciri – cirri : Bentuk Thalli seperti kipas, membentuk segment – segment lembaran tipis (lobus) dengan garis – garis berambut radial dan perkapuran di bagian permukaan daun. Warna coklat kekuning – kuningan atau kadang memutih karena terdapat perkapuran. Holdfast berbentuk cakram kecil berserabut. Bagian atas lobus agak melebar dengan pinggiran rata.







2. Sargassum sp
Ciri-ciri umum dari genus ini menurut Aslan (1991) sebagai berikut :
Bentuk thallus umumnya silindris atau gepeng.
Cabangnya rimbun menyerupai pohon di darat.
Bentuk daun melebar, lonjong atau seperti pedang.
Mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter.
Warna thallus umumnya coklat.

Gambar 3. Sargassum sp

Klasifikasi Sargassum sp menurut Bold dam Wynne (1985) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Species : Sargassum sp

Alga hijau (Chlorophyceae)
Alga ini berwarna hijau, Chlorophyceae merupakan kelompok alga yang berwarna hijau rumput. Sel-selnya mengandung satu sampai beberapa buah kloroplas. Pigmen fotosintetik yang terdapat di dalam plastida terdiri dari klorofol a dan b yan jumlahnya sangat banyak sehingga menutupi pigmen lainnya yaitu karoten dan xantofil sehingga algae ini berwarna hijau. Contoh : Caulerpa sp. Codium sp, Halimeda sp (Soenardjo,2001).
Algae kelas ini juga mempunyai bentuk yang sangat beragam, tetapi bentuk umum yang dijumpai adalah bentuk filamen (seperti benang) dengan septa (sekat) atau tanpa sekat, dan berbentuk lembaran. (Romimohtarto,2001)
Perkembangbiakan seksual sebagai berikut isi dari suatu sel biasa tumbuhan yang pipih dan berlapis dua membentuk sel kelamin yang disebut gamet berbulu getar dua. Setelah gamet lepas ke air mereka bersatu berpasangan dan melalui pembelahan sel berkembang menjadi tumbuhan baru yang dikenal dengan sporofit,tetapi biasanya melalui fase benang dulu.(Romimohtarto,2001) Perkembangbiakan dapat juga secara aseksual. Setiap sel biasa dari tumbuhan zoospore berbulu getar empat. Zoospora ini setelah dilepas tumbuh langsung menjadi gametofit yakni tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan gamet. Perkembangbiakan aseksual dapat pula terjadi dengan fragmentasi yang membentuk tumbuhan tak melekat.(Romimohtarto,2001)
Sebaran alga hijau terdapat terutama di mintakat litoral bagian atas, khususnya di belahan bawah dari mintakat pasut,dan tepat di daerah bawah pasut sampai kejelukan 10 meter atau lebih, jadi di habitat yang mendapat penyinaran matahari bagus. Alga dari kelas ini terdapat berlimpah di perairan hangat (tropik). Di laut kutub Utara, alga hijau ini lebih jarang ditemukan dan bentuknya kerdil. (Romimohtarto,2001)
Contoh dari alga hijau adalah :
1.Caulerpa sertularioides
Ciri – ciri : Thallus membentuk stolon merambat dengan mempunyai akar penancap ke substrat dan ramuli timbul pada stolon antara perakaran, berbentuk menyirip tertaur rapat dan tipis dengan ujung ramuli mendua arah. Warna hijau muda-hijau tua. Panjang ramuli dapat mencapai 10 cm dengan persiripan ± 0,5 cm. Ramuli dapat bercabang.








Gambar 4. Caulerpa sertulariodes

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Klass : Chlorophyceae
Family : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
Spesies : Caulerpa sertularioides
2. Halimeda sp
Ciri-ciri umum

Gambar 5 . Halimeda sp
Genus ini, Thallus dari Halimeda biasanya terikat disubstrat berpasir secara massive, dengan holdfast yang berserabut. Algae tegak, agak rimbun, warna hijau pudar keputihan, tinggi mencapai 16 cm, menanamkan diri dalam substart dengan serabut rhizoid yang berbentuk seperti umbi. Thalli berupa segmen-segmen dengan kalsifikasi ringan hingga sedang. Percabangn utama dichotomous atau trichotomous kompak dalam satu rumpun. Segment tebal bentuk kipas lebar 21 mm, panjang 15 mm.

Kasifikasi Halimeda sp menurut Bold dan Wynne (1985) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Caulerpales
Family : Udoteaceae
Genus : Halimeda
Species : Halimeda sp

Sisa kapur yang terakumulasi dari Halilmeda menetap secara khusus untuk membantu pertumbuhan bertahap pada terumbu karang. Bukti dari pendapat ini datang dari studi penggalian dasr dari karang atoll Funafuti, yang memperlihatkan bahwa 20 m pertama dari sedimen terdiri dari 80-95% segmen-segmen Halimeda yang dikenali (Bold dan Wynne,1985). Halimeda menghasilkan kerak kapur (CaCO), karenanya dapat memberi sumbangan yang sangat berarti di daerah tropik. Sendi-sendi dari jenis Halimeda ini tidak berkapur, karenanya lentur dan alga ini dapat bergerak-gerak dalam air jika air bergerak. (Romimohtarto,2001)
3. Udotea argentea
Ciri – cirri : Penampakanya hampir sama dengan Udotea flabellum hanya lembaran – lembaran thalinya agak melengkung dan berbentuk menyerupai buah pear atau bentuk ginjal
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Klass : Chlorophyceae
Family : Udoteaceae
Genus : Udetea
Spesies : Udotea argentea



Jenis-Jenis, Sebaran, dan Manfaat Rumput Laut di Indonesia
Nama
Rumput Laut
Sebaran
Manfaat

Sumber : Anggadiredja et.al. (1996)

Reproduksi Rumput Laut (Aslan,1998)

Rumput laut dikenal tiga macam pola reproduksi :
a.Reproduksi generatif (seksual) dengan gamet
b.Reproduksi vegetatif (aseksual) dengan spora
c.Reproduksi fragmentasi dengan potongan thallus (stek)
Reproduksi Seksual
Ada tiga tipe daur hidup dalam reproduksi seksual algae (Aslan,1998) yaitu :
1.Haplobantik, yaitu hanya ada satu individu kehidupan bebas (satu frase) yang terlibat dalam daur hidup. Keadaan ini dapat dinyatakan sebagai Haplobantik haploid disingkat Hh. Dalam hal ini kromosom pada individu tersebut adalah haploid. Reproduksi semacam ini banyak terdapat pada algae hijau.
2.Haplobiontik diploid, disingkat Hd. Dalam hal ini individu yang melakukan daur hidup adalah diploid. Meiosis terjadi pada gamet (gametik meiosis) yang berkembang menjadi individu dewasa. Tipe reproduksi semacam ini banyak terdapat pada alga hijau yang menyerupai sifon dan pada algae coklat.
3.Diplobiontik, disingkat D, h + d. Dalam proses pembiakan terdapat dua individu (fase) yang terlibat dalam daur hidup yaitu gametophyt (gametofit) haploid yang menghasilkan gamet dan sporophyte (sporofit) diploid yang menghasilkan spora. Tipe reproduksi semacam ini umumnya terdapat pada algae hijau, coklat dan merah.

Reproduksi Aseksual
Pada algae, reproduksi aseksual berupa pembentukan suatu individu baru melalui perkembangan spora, pembelahan sel dan fragmentasi. Pembiakan dengan spora berupa pembentukan gametofit dari tetraspora yang dihasilkan dari tetrasporofit. Tipe pembiakan ini umumnya terdapat pada algae merah (Aslan,1998).
Reproduksi fragmentasi denag potongan thallus
Dalam usaha budidaya rumput laut, misalnya marga Eucheuma dan Gracilaria, umumnya dilakukan dengan penyetekan (pemotongan thalli) sebagai bibit untuk dikembangbiakan secara produktif. Dalam hal ini, dari rumpunan thalli algae dibuat potongan-potongan dengan ukuran tertentu untuk dijadikan bibit (Aslan,1998).



BAHAN DAN ALAT
Bahan
- Preparat awetan rumput laut (seaweed)
akuades
Alat
Gelas obyek
Kaca penutup
Cutter
mikroskop
CARA KERJA
Pengamatan preparat rumput laut (seaweed)
Potong thalus algae (jangan bagian holdfast) tipis-tipis
Letakkan pada obyek glass, tutup dengan kaca obyek
Amati dengan mikroskop
Gambar
Identifikasi rumput laut (seaweed)
- Masing-masing kelompok secara bergantian menggambar dan mengidentifikasi rumput laut (seaweed)
DAFTAR PUSTAKA

Anggadireja, J.T dkk. 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.
Aslan, L.M 1991. Seri Budi Daya Rumput laut. Kanisius.Yogyakarta
Aslan, L.M 1998. Seri Budi Daya Rumput laut. Kanisius.Yogyakarta
Atmadja, W.S., Ahmad Kadi, Sulistijo dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Puslitbang Oseonologi-LIPI. Jakarta. 191 hlm.
Bold, H. C. and M.J Wynne. 1985. Introduction to the Algae. Second edition. Prentice-Hall,Inc. Engelwoods Cliffs. New Jersey. 720 pp.
Carpenter, K. E. and V.H. Niem. 1998. FAO Species Identification Guide for Fishery Purphoses. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. Vol.1. Seaweeds, Corals, Bivalves and Gastropods. Rome, FAO.686 pp.
Dawson, E.Y.1996. Marine Botani: An Introduction. Holt, Rinehart and Winston, Inc. New York.256 pp.
Irwan djamal Zoer’ aini, Prof. Dr. Ir. M. Si. 1997. Ekosistem, Komunitas, Lingkungan. Bumi Aksara: Jakarta.
Loveless, A.R. 1989. Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropis. Gramedia: Jakarta.
Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta Djambatan.
Nybakken,J. W. 1992 . Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia : Jakarta
Raazali, A.A.A. 1997. Kajian Kepelbagian dan Taburan Rumput Laut di Sekitar Desaro, Johor. Http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/botani/amin.html 29 november 2005.
Romimohtarto Kasijan-Sri Juwana. 2001. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI. Jakarta.
Tjahyono Samingun. 1980. Dasar-dasar Ekologi Umum Bagian Ekologi Dep. Botani IPB. Bogor.
Winarno, F.G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Sabtu, 30 Agustus 2008

Kenali Dan Cintai Terumbu Karang Kita

Kenali Dan Cintai Terumbu Karang Kita
Apa yang disediakan terumbu karang untuk kepentingan manusia? sumber makanan dengan protein tinggi
sumber obat-obatan
sumber bahan bangunan
sumber penghasilan : berupa penjualan hasil tangkapan seperti ikan, udang dan agar-agar dalam usaha pariwisata seperti menyelam dan memancing.
melindungi pantai dari pukulan ombak dan hantaman arus.
Sebaiknya, apa yang telah dilakukan manusia terhadap terumbu karang? menggunakan alat-alat tangkapan yang merusak seperti bom, dan potas sehingga terjadi:
tangkapan yang berlebihan
terumbu karang hancur dan mati
ikan-ikan kecil yang tidak menjadi sasaran tangkapan ikut mati, menjadi terbuang sia-sia
membangun terlalu dekat dengan garis pantai, dan menguruk pantai menjadi lahan untuk pembangunan sehingga terjadi pelumpuran.
mencari terumbu karang dengan sampah, tumpahan minyak, buangan industri dan sisa-sisa pestisida dan insektisida untuk pertanian.
melempar jangkar dan berjalan-jalan diatas terumbu karang.
penebangan hutan dan pohon-pohon disepanjang aliran sungai yang menyebabkan pelumpuran.
pengambilan karang berlebihan untuk diperdagangkan.
penambangan karang berlebihan untuk bahan dasar kapur dan bangunan.
Setelah mengenali, maka cintai dan periharalah terumbu karang kita, karena terumbu karang adalah :
proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh berkembang dan membentuk seperti kondisi saat ini.
tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita.
Indonesia memiliki terumbu karang terluas didunia (60.000 km2), tetapi hanya tinggal sedikit saja (6,20%) dalam kondisi yang masih sangat bagus.
sumber daya laut yang mempunyai potensi ekonomi yang sangat tinggi (bidang perikanan, pariwisata dan perlindungan daerah pesisir), dengan kondisi yang sangat baik.
labotorium alam yang sangat menunjang pendidikan dan penelitian.
potensi dimasa depan untuk sumber lapangan kerja rakyat kita.

Sumber : www.coremap.or.id

Kehidupan Di Terumbu Karang

Kehidupan Di Terumbu Karang
Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan tiga eksosistim penting di daerah pesisir. Hutan bakau dan padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut lainnya. Terumbu karang merupakan rumah bagi banyak mahkluk hidup laut. Diperkirakan lebih dari 3.000 spesies dapt dijumpai pada terumbu karang yang hidup di Asia Tenggara. Terumbu karang lebih banyak mengandung hewan vetebrata. Beberapa jenis ikan seperti ikan kepe-kepe dan betol menghabiskan seluruh waktunya di terumbu karang, sedangkan ikan lain seperti ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak menggunakan waktunya di terumbu karang untuk mencari makan. Udang lobster, ikan scorpion dan beberapa jenis ikan karang lainnya diterumbu karang bagi mereka adalah sebagai tempat bersarang dan memijah. Terumbu karang yang beraneka ragam bentuknya tersebut memberikan tempat persembunyian yang baik bagi iakn. Di situ hidup banyak jenis ikan yang warnanya indah. Indonesia memiliki lebih dari 253 jenis ikan hias laut. Bagi masyarakat pesisir terumbu karang memberiakn manfaat yang besar , selain mencegah bahay abrasi mereka juga memerlukan ikan, kima kepiting dan udang barong yang hidup di dalam terumbu karang sebagai sumber makan dan mata pencaharian mereka.

Sumber : http://www.geocities.com/minangbahari/coremap/

Fungsi Dan Manfaat Terumbu Karang

Fungsi Dan Manfaat Terumbu Karang
Setelah mengenali, maka cintai dan peliharalah terumbu karang, karena terumbu karang mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata dan manfaat serta terumbu karang adalah :
1.Proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan berkembang biak untuk membentuk seperti kondisi saat ini.
2.Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita
3.Indonesia memiliki terumbu karang terluas didunia, dengan luas sekitar 600.000 Km persegi.
4.Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi
5.Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian
6.Terumbu karang merupakan habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah serti kima raksasa dan penyu laut
7.Dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan magrove
8.Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 - 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
9.Keindahan terumbu karang sangat potensial untk wisata bahari. Masyarakat disekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran, penginapan sehingga pendapatn mereka bertambah
10.Terumbu karang potensi masa depan untuk sumber lapangan kerja bagi rakyat Indonesia
Sumber : http://www.geocities.com/minangbahari/

Danau KAKABAN, Danau Unik yang sedang terancam

Danau KAKABAN, Danau Unik yang sedang terancam

Mengapa Danau Kakaban Unik?
Jenis-jenis makhluk hidup yang ditemukan di Danau Kakaban pada dasarnya adalah jenis yang hidup di air laut seperti alga laut, anemon laut, ubur-ubur, spons, ketimun laut atau teripang, kepiting, dan Jenis-jenis ikan kecil lainnya. Selama beribu-ribu tahun mereka telah beradaptasi di danau tersebut

Dimanakah letak Danau Kakaban?
Danau "ubur-ubur" Kakaban berada di Pulau Kakaban yang tidak berpenghuni, yang
terletak di Laut Sulawesi di sebelah Utara Semenanjung Sangkulirang, tidak jauh dari Taman Nasional Kutai di Kalimantan Timur. Kakaban, seperti halnya pulau-pulau lain di Kepulauan Derawan masuk ke dalam Kabupaten Berau.
Asal Terbentuknya Danau Kakaban
Pada mulanya danau itu merupakan laguna dari sebuah atol, yang terbentuk dari karang lebih dari 2 juta tahun yang lalu. Pada jaman itu telah terjadi proses pengangkatan selama beberapa ribu tahun, yang membuat terumbu karang di sekelilingnya naik di atas permukaan laut. Lima kilometer persegi air laut terperangkap di dalam pematang dengan ketinggian 50m, menjadikan area tersebut danau air laut. Danau tersebut dikelilingi oleh pohon-pohon bakau dan disekeliling pulau itu sendiri tertutup oleh pepohonan yang lebat. Bagian garis pantai Pulau Kakaban yang menghadap laut dikelilingi oleh terumbu karang yang menurun curam.

Jenis Hewan dan Tumbuhan di Danau Kakaban ?
Terdapat kira-kira tiga spesies alga hijau Halimeda menutupi area dasar danau yang dangkal, dan pada akar pohon-pohon bakau terdapat beberapa tunikata, spons, cacing tabung, kerang setangkup, udang-udangan, anemon laut, teripang, beberapa jenis ular laut, ikan kardinal, dan sedikitnya lima jenis ikan gobi. Beberapa spesies makhluk hidup lainnya belum dapat teridentifikasi. Danau ini diperkaya oleh empat jenis ubur-ubur (Cassiopeia ornata, Mastigias papua, Aurelia aurita dan Tripedalia cystophora), dibandingkan dengan di Palau, hanya dua jenis yang ditemukan. Cassiopeia atau "ubur-ubur terbalik" dapat ditemukan berbaring di dasar danau yang dangkal untuk mendapatkan sinar matahari guna memproses makanannya. Satu lagi yang menarik yang dapat ditemukan di Danau Kakaban, yaitu anemon pemakan ubur-ubur. Anemon ini berwarna putih karena telah kehilangan symbiosisnya dengan alga hijau (zooxanthellae). Anemon ini memakan ubur-ubur yang berenang terlalu dekat dengannya sehingga tentakelnya terjerat.
Potensi ekonomi
Kakaban akan menarik perhatian turis-turis mancanegara dengan keunikannya. Sebagai contoh, Danau ubur-ubur yang terdapat di Palau didatangi oleh lebih dari 30.000 pengunjung/turis per tahun. belum termasuk keuntungan finansial lainnya yang didapat melalui fasilitas transportasi, penginapan, dan pajak pendapatan dari pengelola wisata dan badan jasa lainnya. Namun Seperti halnya dengan laut sekelilingnya, organisme di dalam danau Kakaban juga mungkin memiliki zat-zat dengan fungsi obat-obatan, yang terancam hilang sebelum kita mengetahuinya. Perencanaan pengelolaan yang terintegrasi merupakan sarana yang sangat penting untuk mengatur aset nasional ini secara efisien dan berkesinambungan. Aktifitas pembangunan yang bertujuan jangka pendek dapat membahayakan pembangunan di masa depan.

Ancaman
Sehubungan dengan potensi pariwisata yang dimiliki, Danau Kakaban dapat terancam apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan sejak dini. Ancaman ini dapat berupa dampak yang merusak dengan adanya pariwisata yang tidak terkendali yang menyebabkan polusi, peningkatan sedimentasi, dan kerusakan fisik yang disebabkan oleh pengunjung yang berenang di danau, penggunaan mesin-mesin tempel di danau mengakibatkan terganggunya habitat, punahnya spesies, dan pada akhirnya akan berakibat menurunnya potensi pariwisata. Beberapa aktifitas yang sekarang sedang dilakukan untuk membangun sarana pariwisata di Kakaban yang dapat menimbulkan pengaruh buruk pada lingkungan di sana yaitu:
Sampah-sampah juga ditemukan dekat jalan dan di daerah yang sedang dibangun. Penanggulangan limbah sebaiknya mendapat perhatian yang khusus untuk mencegah polusi yang disebabkan oleh limbah.
Jumlah pengunjung yang tidak terkendali tanpa pengaturan yang jelas dan tanpa adanya pembagian wilayah untuk pemakaian yang berbeda di danau akan berdampak pada kerusakan fisik yang sangat cepat pada komunitas hewan dan tumbuhan yang hidup di daerah danau yang dangkal. Pengalaman di Palau menunjukkan betapa cepat dampak negatif dapat terjadi dan oleh karenanya dibuat peraturan yang melarang pemakaian "sepatu katak " (fin) di danau guna mengurangi terjadinya kerusakan.

Solusi
Seiring dengan berkembang pesatnya jumlah wisatawan yang datang, dampak negatif yang ditimbulkan akan menjadi perhatian utama pemerintah daerah.Untuk mempertahankan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan perlindungan akan aset nasional dalam jangka panjang, maka pengelolaan sumber daya alam secara terpadu merupakan aspek yang paling penting.
Apabila ada yang ingin melakukan pengelolaan pariwisata, penting untuk melaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atau pengkajian dampak lingkungan dalam rangka memastikan dampak-dampak dari pembangunan resort dan konstruksi. Pertanyaan-pertanyaan seperti daya tampung, pembagian jatah dan skema zonasi harus terjawab, sebelum dampak buruknya sudah semakin nyata. Pembagian wilayah (zonasi) akan menjadi metode yang paling sesuai untuk diterapkan dalam mengatur Kakaban.
Metode ini membagi wilayah-wilayah untuk penggunaan yang berbeda (daerah khusus untuk ekowisata, daerah khusus untuk penelitian, daerah yang dilindungi, dll) sehingga kelestarian dari wilayah ini akan tetap terjaga. Pembangunan fasilitas untuk pariwisata di pulau-pulau sekeliling Kakaban dan pembangunan sistem pembatasan jumlah pengunjung dalam waktu tertentu (kuota) dapat menjamin keuntungan jangka panjang bagi pihak-pihak terkait di tingkat regional, propinsi, nasional, dan internasional
Sumber : www.terangi.or.id

Budidaya Terumbu Karang dan Spons Laut untuk Farmasi

Budidaya Terumbu Karang dan Spons Laut untuk Farmasi

"DRUGS from the seas", obat-obatan dari laut. Itulah senyawa yang tengah diburu oleh para ahli farmakologi di seluruh dunia saat ini. Kegiatan riset obat-obatan dengan materi unsur-unsur bio-aktif yang diperoleh dari dasar laut, seperti isolasi senyawa terumbu karang dan spons, tengah berlangsung di pusat-pusat riset kelautan tingkat dunia seperti di Scrips Institution of Oceanography di San Diego AS, University of Hawaii AS, University of Dusseldorf Jerman, IFREMER, Brest, Perancis serta di Australian Institute of Marine Sciences (AIMS) Townsville-Australia.
INDONESIA sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia tentu tidak boleh tinggal diam dalam perburuan obat-obatan dan formula-formula baru guna menanggulangi penyakit kanker, tumor, HIV/AIDS, penyakit kulit serta penyakit-penyakit yang baru muncul lainnya. Kerja sama dengan pusat-pusat riset tingkat dunia, seperti di atas tadi, segera pula digalang. Memang kegiatan riset farmakologi laut ini tergolong rumit dan lama. Bayangkan saja, dari kegiatan isolasi sebuah senyawa obat-obatan yang diperoleh dari terumbu karang atau spons, sampai ke uji laboratorium, uji klinis I, uji klinis II, dan uji klinis III, membutuhkan waktu sekitar 10 tahun. Baru kemudian, setelah semuanya sempurna, obat-obatan ini bisa dilempar ke pasaran dan keuntungan sampai miliaran dolar pun bisa diraup.
Di AIMS, Australia, saat ini hampir selesai kegiatan uji klinis obat anti-kanker dan anti-tumor yang diperoleh dari senyawa hasil isolasi spons Halidona sp dan Lissoclinum lobatum. "Kegiatan ini sudah berlangsung 10 tahun dan segera akan memasuki tahapan industri," kata Dr Chris Battershill, Ketua Kelompok Riset Bioteknologi AIMS.
Untuk kegiatan riset farmakologi laut ini tentu dibutuhkan materi terumbu karang dan spons yang berasal dari dasar laut. Jumlah yang dibutuhkan pun tidak sedikit dan bila kesemuanya harus digali dari dasar laut, maka selain terumbu karang dan spons akan rusak, maka volumenya pun akan berkurang. Inilah potensi yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia, yaitu menyediakan terumbu karang dan spons laut untuk kegiatan riset farmakologi laut melalui kegiatan budidaya terumbu karang dan spons.
Berdasarkan kajian Calbiochem, sebuah perusahaan industri kimia, maka 30 persen dari seluruh obat-obatan anti kanker dan anti tumor yang dihasilkan dunia kelak akan berasal dari terumbu karang dan spons di wilayah perairan Indonesia dan Australia ini. Memang, wilayah perairan kita yang berada di daerah tropis ini sangat ideal bagi tumbuh dan berkembangnya beragam terumbu karang dan spons laut tadi.
Oleh sebab itu, selain bermitra dalam kegiatan riset obat-obatan dari laut ini, Tim Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), dipimpin Dr W Farid Ma’ruf, menjalin pula kerja sama dengan AIMS dalam rangka riset pembudidayaan terumbu karang dan spons untuk farmakologi laut. Mereka bermitra dengan Tim dari AIMS yang dipimpin oleh Dr Chris Battershill dan Dr Frank Tirreli. Beragam terumbu karang dan spons di ujicobakan untuk dibudidayakan. Upaya ini tidak memerlukan kemampuan dan teknologi yang tinggi, yang penting adalah mencari jenis terumbu karang dan spons yang sesuai, serta wilayah laut yang bersih dan tenang arusnya, cocok untuk kegiatan budidaya ini.
Bila berhasil, maka tidak perlu menunggu sampai 10 tahun, tidak perlu menunggu sampai obat-obatan hasil laut tadi diproduksi, maka keuntungan bagi masyarakat pesisir sudah bisa diperoleh. Bayangkan saja, senyawa Bastadin 5 yang dihasilkan dari spons Ianthella basta, harganya bisa mencapai 9040 dollar AS (Rp 81 juta) per miligramnya, senyawa Bastadin 19 dari spons yang sama harganya mencapai 6870 dollar AS (Rp 60 juta) per miligramnya. Sedangkan senyawa Manoalide yang dihasilkan dari spons Luffariela variabilis bisa dihargai sampai 20360 dollar AS (Rp 180 juta) per miligramnya.
Sekembalinya dari studi banding di AIMS, Townsville, Australia, pada akhir Juni 2003 mendatang, maka Tim BRKP-DKP segera memilih lokasi pesisir yang paling sesuai untuk program budidaya terumbu karang dan spons ini agar dampaknya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dapat segera tampak.
Indroyono Soesilo Departemen Kelautan dan Perikanan

Sumber : www.kompas.com

Akibat Kerusakan Hutan Terhadap Terumbu Karang

Akibat Kerusakan Hutan Terhadap Terumbu Karang
Oleh : Indrawadi,S.Pi (Pemenang Anugerah Terumbu Karang 2001)
Pencurian kayu dan pembabatan hutan tanpa terkendali, tidak hanya menyebabkan kawasan resapan air jadi berkurang, selain hutan menjadi gundul dan rusaknya berbagai ekosistim didaratan yang berkaitan langsung, terumbu karang yang hidupnya didasar lautpun terkena akibatnya. Erosi yang terjadi daratan yang mengakibatkan terbawanya lumpur ke laut melalui aliran sungai merupakan unsur yang mengancam kelestarian terumbu karang.
Letak Indonesia yang berada di daerah tropik, mempunyai kawasan hutan dan terumbu karang yang luas. Terumbu Karang tersebar hampir di sluruh di Kepulauan Indonesia, demikian juga halnya dengan kawasan hutan. Semakin berkurangnya kawasan hutan dan jumlah tegakan pohon menyebapkan erosi dari daratan makin banyak yang hayut kelaut melalui aliran sungai. Erosi terjadi karena akibat semakin rendahnya kemampuan tanah untuk menyerap air. Jadi secara tidak langsung erosi yang terjadi didarat dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kelestarian terumbu karang.
Hutan sebagai salah satu ekosistim, sama halnya dengan terumbu karang selain menerima input materi dan energi dari eksosistim lain juga mengeluarkan output materi energi ke ekosistim lain. Energi yang dihasilkan terumbu karang misalnya, akan dikonsumsi oleh predator-predator dilaut dalam, demikin juga dengan energi yang dihasilkan oleh hutan merupakan daya energi hayati yang telah lama dimanfaatkan manusia sejak ratusan tahun lampau.
Kita bisa melihat keterkaitan yang erat unsur-unsur eksosistim yang berlainan yang tedapat didalam rantai makanan. Apabial salah satu unsur mendapat gangguan, maka dampaknya akan terasa pada bagian lain dalam rantai eksosistim tersebut. Dinegara-negara kecil dan sedang berkembang, Indonesia misalnya, terutama di earah pedasaan dan terpencil, sumberdaya bahan bakar minyak (BBM) masih merupakan barang langka. Oleh karena itu kayu telah menjadi sumber daya energi yang paling penting dan sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari penduduk., selain sebagai bahan bakar, kayu juga difungsikan sebagai bahan untuk mengawetkan hasil-hasil pertanian.
Untuk memenuhi kebuthan akan sumberdaya energi tersebut, tekanan-tekanan dari manusia membuat hutan dieksploitasi secara besar-besaran dan akumulasinya telah melampai batas ekologi yang dibutuhkan ekosistim hutan untuk memulihkan dirinya. Hilangnya hutan mengakibatkan semakin besar tingkat erosi dan semakin tinggi pula kandungan lumpur dalam air sungai. Lumpur ini secara-perlahan namun pasti akan terbawa oleh aliran air sungai ke laut, dimana dikawasan tersebutlah ekosistim terumbu karang berada.
Lumpur-lumpur tersebut akan menutupi terumbu karang, sehingga terumbu karang tidak lagi mendapat cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Selain tutupan lumpur, limbah-limbah industri dan rumah tanggapun akan terbawa hanyut ke dasar lautan yang menyebapkan terumbu karang tidak bisa berkembang dan mati.
Dengan naiknya daya lingkungan, tekanan manusia terhadap sumberdaya hutan akan berkurang, dan lahan yang telah dibabat akan ditumbuhi lagi oleh hutan, baik secara alami ataupun usaha reboisasi. Dengan adanya usaha ini berati resiko kerusakan hutan , erosi, banjir dapat di tertanggulangi, dengan sendirinya tekananan terhadap terumbu karang di lautan pun dapat diperkecil, walaupun ancaman akibat pemboman dan peracunan ikan masih saja berlangsung. Namun masalahnya adalah apakah kebijakan-kebijakan yang telah pernah dikeluarkan pemerintah sebelumnya pada HPH-HPH mau membagi pendapatannya untuk membiayai pemulihan lingkungan ?, Apakah mereka mau menrapkan secara tegas sanksi-sanksi pelanggaran. Kita sebagai anggota masyarakat, harus berpartisipasi aktif pada tingkat apapun juga baik dalam proses pengambilan keputusan yang dibutuhkan guna mencari solusi bagi kerusakan lingkungan yang dari hari ke hari semakin bertambah.

Sumber : http://www.geocities.com/minangbahari/

Rabu, 18 Juni 2008

Terumbu Karang Yang Mulai Terancam

Terumbu Karang Antara Potensi Dan Ancamanya


Terumbu karang merupakan salah satu eksosistem penting selain hutan bakau dan padang lamun di daerah pesisir. Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut lainnya. Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni karang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae.

Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C.. Terumbu Karang tumbuh rata - rata 1 cm per tahun sehingga terumbu karang yang bisa kita lihat sekarang ini apabila dirusak maka butuh waktu ratusan tahun untuk pulih kembali.

Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, dan ikan karang lainya), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, siput laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang. Terumbu karang juga merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari abrasi akibat gelombang laut.








Gambar polip karang

Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.




Gambar ekosistem terumbu karang


Terumbu karang merupakan laboratorium alam yang sangat unik untuk berbagai penelitian yang dapat mengungkapkan penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia. Beberapa jenis sponge, misalnya, merupakan hewan terumbu karang yang berpotensi sebagai obat antara lain untuk penyakit kanker. Selain itu hewan karang yang mengandung kalsium karbonat telah dipergunakan untuk pengobatan tulang rapuh. Selain itu, terumbu karang yang hidup di dekat pantai juga memberikan perlindungan bagi berbagai bangunan dari ancaman pengikisan yang disebabkan oleh ombak dan arus


Ancaman terhadap terumbu karang

Terumbu karang yang terlihat kokoh dan kuat, seperti kebanyakan orang yang melambangkan “kekokohan dan ketegaran” dengan terumbu karang, namun ternyata terumbu karang tidak sekokoh yang orang bayangkan, banyak sekali faktor yang dapat mengancam kelestarian terumbu karang, misalnya :

Ancaman dari predator karang Acanthaster planci, polusi oleh industri, pencemaran, sedimentasi sebagai akibat dari penggundulan hutan, pengambilan terumbu karang untuk akuarium, kegiatan pariwisata yang tidak ramah lingkungan seperti membuang sampah dan menginjak terumbu karang, nelayan yang menggunakan jarring trawl dan melempar jangkar sembarangan, kenaikan temperature (dampak dari pemanasan global atau kenaikan temperatur secara mendadak meski kecil menyebabkan terumbu karang "memutih" karena terlepasnya ganggang dari jaringan terumbu) dan penggunaan sianida dan bom untuk menangkap ikan.

Kondisi Terumbu Karang di Kepulauan Karimun Jawa

Dari Kompas Edisi Maret 2007 menyebutkan bahwa, Rerata tutupan karang di kepulauan Karimunjawa, Jepara, menunjukkan tren menurun sejak tahun 2004 hingga 2006. Hal ini terjadi akibat penangkapan ikan yang tidak konvensional dan aktivitas pariwisata yang cenderung tidak memerhatikan kondisi lingkungan. Temuan ini merupakan hasil reef check atau pemeriksaan terumbu karang yang dilakukan oleh Marine Diving Club (MDC), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro dari tahun 2004 hingga 2006. Berdasarkan data temuan, diketahui rerata tutupan karang pada kedalaman tiga meter dan 10 meter menurun. Pada tahun 2004, di kedalaman tiga meter tutupan karang mencapai 66,3 persen, tetapi turun menjadi 60 persen dalam jangka dua tahun. Pada kedalaman 10 meter terjadi penurunan sembilan persen dari 49 persen pada tahun 2004. Data ini diambil dari lima titik yang ada di Karimunjawa, yaitu Tanjung Gelam, Taka Malang, Pulau Menjangan Kecil, Menjangan Besar, dan Cemara Besar. Pembina MDC Munasik mengatakan, berdasarkan kriteria rerata tutupan karang, kondisi terumbu di Karimunjawa termasuk kategori sedang yang tutupannya berkisar 26 persen-50 persen, terumbu karang di Karimunjawa memiliki persoalan alami, yaitu badai yang bisa membalikkan terumbu. Meskipun demikian, ia tidak memungkiri manusia masih menjadi penyebab kerusakan terumbu. Hal ini dapat dilihat dari ukuran ikan kupu-kupu yang semakin sedikit dan kecil, yang menjadi indikator baiknya terumbu. Selain itu, bulu babi yang menjadi pertanda pengkayaan bahan organik dari pulau utama semakin meningkat. Kerusakan ini, kata dia, disebabkan cara menangkap ikan yang masih kurang memerhatikan konservasi lingkungan. Tidak kalah penting, pariwisata yang mendatangkan banyak kapal juga memberi kontribusi karena kapal ini membuang sauh dan mengenai karang.

Setelah kita mengetahui kondisi terumbu karang saat ini, maka cintai dan periharalah terumbu karang kita, karena untuk melestarikan terumbu karang membutuhkan peran kita bersama.


My Blogg is Everything

Terima kasih telah mengunjungi blogg ini

Blogg ini merupakan suatu media penyampaian informasi mengenai seputar kelautan, bisnis, pendidikan, konservasi, hiburan dan lain - lain. semoga blogg ini bermanfaat untuk kita semua.

Admin